Jurus Jokowi Agar Lulusan SMK Tak Banyak Jadi Pengangguran
Jumlah pengangguran lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) menduduki peringkat teratas sebesar 9,27%, sedangkan sisanya disusul oleh pengangguran lulusan Sekolah Menengah Atas (SMA) sebesar 7,03%. Sedangkan, dari jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) sebesar 5,36%, Diploma III (D3) sebesar 6,35%, dan universitas 4,98%. Agen Domino Terpercaya Agen Poker Terpercaya Agen DominoQQ Agen Domino Terpercaya | Agen Poker Terpercaya | Agen DominoQQ
Untuk menekan jumlah pengangguran dari lulusan SMK, pemerintah akan meningkatkan kompetensi guru yang mampu menyampaikan teori sekaligus praktik kepada peserta didiknya. Selain itu, fasilitias pendukung untuk praktik siswa-siswi SMK juga perlu ditingkatkan, sehingga kemampuan yang dimiliki sesuai dengan kebutuhan industri.
"Pendidikan vokasi yang kita ingin raih itu lulusan dari vokasi ini match dengan kebutuhan dunia usaha dan indsutri, jadi itu yang akan kita ke depan," ujar Deputi Menteri PPN/Kepala Bappenas Bidang Pembangunan Manusia, Masyarakat, dan Kebudayaan, Subandi di Hotel Pullman, Jakarta Pusat, Senin (22/5/2017). Agen Poker, Agen Bandarq, Agen Domino, Poker Online, Agen Domino Terpercaya, Bandar Ceme, Online Resmi
Selain ada beberapa guru yang tidak memiliki kompetensi sesuai mata pelajaran yang diajar, masih kurangnya fasilitas pendukung praktik siswa-siswi SMK seperti bengkel hingga workshop juga menjadi kendala dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di SMK.
Untuk meningkatkan fasilitas pendukung tersebut, swasta diminta untuk turun langsung memberikan bantuan sesuai dengan sektor usahanya.
"Misalnya Astra di bidang otomotif membantu SMK, sehingga lulusannya sesuai dengan apa yang dikerjakan di panriknya Astra," ujar Subandi.
Dengan demikian, regenerasi pegawai di sebuah perusahaan atau pabrik pun dapat mudah dilakukan tanpa harus melakukan pencarian besar-besaran.
"Tapi sebetulnya perusahaan-perusahaan yang maju itu dengan dia ikut kurikulumnya, ikut bersama-sama untuk penyediaan alat bantu, alat peraga, kemudian workshop dia enggak perlu recruitment besar," tutup Subandi.
Tidak ada komentar